SISTEM
EVALUASI PADA KAWASAN KOGNITIF
I.
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan perilaku siswa-i untuk dapat
mencapai kompetensi tertentu pada kondisi dan tingkat tertentu pula. Sebuah rancangan
pembelajaran yang telah dibuat perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil
dari pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi pendidikan dilakukan dengan
mengambil beberapa sasaran, salah satunya adalah intelegensi yang didalamnya
terdapat ranah kognitif dengan cakupan-cakupan tertentu.
Suatu sistem evaluasi memerlukan alat ukur untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan, yang disesuaikan
dengan tingkat kemampuan berpikir yang akan dinilai, dengan berpedoman pada TIU
(Tujuan Intruksional Umum) dan TIK (Tujuan Intruksional Khusus).
Terkait hal yang perlu diperhatikan dengan seksama
dalam pelaksanaan sistem evaluasi pada ranah kognitif, yaitu : sistem kawasan
ranah kognitif, alat ukur kognitif dan penskoran evaluasi. Maka dalam makalah
ini kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
a.
Apakah pengertian
dari kawasan kognitif dan pengukurannnya?
b.
Bagaimanakan
pengembangan alat ukur atribut kognitif itu?
c.
Bagaimanakah penyusunan
tes kognitif dan teknik penskorannya?
d.
Bagaimanakah contoh
soal tingkat kemampuan kognitif itu?
Dari rumusan
masalah tersebut dapat kami sampaikan tujuan penulisan makalah kami, yaitu :
a.
Pemahaman tentang pengertian kawasan kognitif dan pengukurannya.
b.
Pemahaman tentang alat ukur atribut kognitif.
c.
Pemahaman tentang penyusunan tes kognitif dan teknik penskorannya.
d.
Pemahaman tentang cotoh soal pada tingkat kemampuan kognitif.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kawasan Kognitif dan Pengukurannya
Kawasan
kognitif adalah kawasan pembahasan tentang tujuan pembelajaran yang berkenaan
dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan hingga tingkat
evaluasi pembelajaran. Dan sasarannya meliputi : input (kemampuan dan
kepribadian), sikap, intelegensi, transformasi dan output (lulusan).[1]
Tingkatan kawasan kognitif secara hierarkis terdapat enam tingkatan, yaitu :[2]
a. Knowlagde (Tingkat Pengetahuan)
adalah kemampuan dalam menghafal atau mengingat kembali setiap pengetahuan yang
diterima. Tipe pengetahuan ini termasuk tingkatan kognitif yang paling rendah,
yang cocok digunakan untuk siswa-i SD/MI
antara kelas I-IV.
Kata kerja operasioanlnya adalah :
menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali dan mendefinisikan. Tipe
tes yang digunakan adalah : completion type (tipe melengkapi), fiil-in
(tipe isian), true-false (tipe dua pilihan).
b. Comprehension (Tingkat
Pemahaman) adalah kemampuan dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau
menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah
diterima. Kata kerja operasinalnya adalah : membedakan, mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, mengintrepertasikan, menjelaskan,
mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan dan mengambil
kesimpulan.
Pembagian tingkatan pengetahuan
komprehensi adalah :
1. Pengetahuan
komprehensif terjemahan, seperti dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi suatu
tanaman, dsb.
2. Pengetahuan
komprehensif penafsiran, seperti dapat membedakan yang pokok dari yang bukan
pokok.
3. Pengetahuan
komprehensif ekstrapolasi, dimana siswa-i diharapkan mampu melihat dibalik yang
tertulis atau membuat ramalan tentang konsekuensi sesuatu atau dapat memperluas
persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus atau masalah.
c. Aplication (Tingkat Penerapan)
adalah kemampuan siswa-i dalam menerapkan pengetahuannya dalam memecahkan
berbagai permasalahan yang baru dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa ide,
teori atau petunjuk teknis. Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan
pendekatan problem solving (pemecahan masalah). Contoh pengukuran
menggunakan rumus :
Mean = ∑fx
N
Kata kerja operasionalnya adalah :
menggunakan, menerapkan, mengggeneralisasikan, menghubungkan, memilih,
mengembangkan, mengorganisasi, menyusun, mengklarifikasi dan mengubah struktur.
Tipe-tipe aplikasi menurut Bloom
adalah :
1. Dapat
menetapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai untuk situasi yang baru
dihadapi.
2. Dapat
menyusun kembali problem untuk menetapkan prinsipnya.
3. Dapat
memberikan spesifikasi batas relevansi prinsip yang sesuai.
4. Dapat
mengenali hal-hal khusus yang menyimpang dari prinsip.
5. Dapat
menjelaskan fenomena baru berdasarkan prinsip, seperti melihat hubungan
sebab-akibat atau menjelaskan proses terjadinya.
6. Dapat
meramalkan hal yang terjadi berdasarkan prinsip tertentu dan dapat menunjukkan
dasar ramalan.
7. Dapat
menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam menghadapi situasi baru
dengan prinsip yang sesuai.
8. Dapat
menjelaskan alasan penggunaan suatu prinsip disituasi baru.
d. Analysis (Tingkat Analisis)
adalah Kemampuan siswa-i menggunakan pengetahuan untuk menganalisis situasi
tertentu sehingga dapat memecahkan masalah. Dan kemampuan analisis dibagi
menjadi:
1. Analisis
unsur (kemampuan merumuskan dan mengidentifikasi unsur-unsur penting dan dapat
membedakan antara fakta dan nilai).
2. Analisis
hubungan (Dapat mengenal unsur dan pola hubungan).
3. Analisis
prinsip yang terorganisasi (kemampuan menganalisis pokok-pokok yang melandasi
tatanan suatu organisasi).
Kata kerjanya adalah : membedakan,
menemukan, menganalisis, mengklasifikasikan, mengategorikan, dan membandingkan.
e. Syntesis (Tingkat Sintesis)
adalah kemampuan siswa-i dalam mengaitkan berbagai elemen dan unsur pengetahuan,
sehingga dapat menjadikan siswa-i menjadi kreatif. Hasil dari keterkaitannya adalah
:
1. Tulisan
(menggabungkan tulisan untuk dibuat kesimpulannya melalui analisis).
2. Rencana
atau mekanisme (sintesis dibuat untuk membuat rencana atau mekanisme yang
baik).
Kata kerja operasionalnya adalah :
menggabungkan, menghasilkan, mengkhususkan, mengembangkan, menggabungkan, mengorganisasi,
menyintesis, mengklasifikasi dan menyimpulkan. Tipe sintesis adalah:
1. Kemampuan
menemukan hubungan yang unik untuk dapat mengkomunikasikan gagasan, perasaan,
atau pengalaman dalam bentuk tulisan, gambar atau simbol ilmiah.
2. Kemampuan
menyusun rencana atau langkah operasioanal.
3. Kemampuan
mengabstraksi sejumlah fenomena, data, atau hasil observasi menjadi : teori,
proporsi, hipotesis, skema atau model.
f.
Evaluation
(Tingkat
Evaluasi) adalah kemampuan siswa-i mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan,
konsep dan situasinya.
Kriteria untuk evaluasi dapat
bersifat intern (berasal dari situasi atau keadaan yang dievaluasi), dan
bersifat ekstern (yang berasal dari luar situasi atau kejadian yang dinilai/dievaluasi).[3]
Kata kerja operasional evaluasi
adalah : menafsirkan, menilai, menentukan, mempertimbangkan, membandingkan,
melakukan, memutuskan, dan mengargumenkan. Dan klasifikasinya adalah:
1. Dapat
memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen. (ketapatan
internal)
2. Dapat
memberikan evaluasi tentang keajegan dalam memberikan argumentasi, evidensi dan
kesimpulan, logika dan organisasi. (keajegan internal)
3. Dapat
memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai dalam mengambil keputusan. (kriteria
internal)
4. Dapat
mengevaluasi suatu karya dengan membandingkannya dengan karya lain yang
relevan. (kriteria eksternal)
5. Dapat
mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan.
(kriteria eksternal)
6. Dapat
memberikan evaluasi suantu karya dengan menggunakan sejumlah kriteria yang
eksplisit.[4]
B.
Pengembangan
Alat Ukur Atribut Kognitif
Langkah-langkah
pengembangan alat ukur atribut kognitif meliputi penyusunan alat ukur yang hendaknya
isinya menyeluruh, rinci dan spesifik. Pertimbangan spesifikasi alat ukur
meliputi :
1. Menentukan
wilayah yang akan dikenai pengukuran.
Hal-hal yang akan dikenai
pengukuran secara teknis adalah :
a. Atribut
kognitif (Hasil belajar, intelegensi dan potensi intelektual).
b. Atribut
non kognitif.
2. Menentukan
dasar konseptual atau dasar teoritis yang akan digunakan sebagai landasan. Dan
penerapannya berupa treatment atau perlakuan terhadap manusia. Adapun
macam-macam dasar konseptual adalah :
a. Dasar
konseptual mengenai hal belajar
b. Dasar
konsetual mengenai intelegensi.
c. Dasar
konseptual menegenai potensi intelektual.
3. Menentukan
subyek yang akan dikenai pengukuran.
Subyek yang akan dikenai tes sangat
mempengaruhi karakteristik tes yang akan dikembangkan. Sehingga obyek tes
ditentukan diawal.
4. Menentukan
tujuan pengukuran.
5. Menentukan
materi alat ukur.
Materi yang dapat digunakan dalam
bidang tes adalah :
a. Materi
projektif adalah yang digunakan untuk menyusun instrumen dalam mengukur atribut
non kognitif.
b. Materi
non projektif yang digunakan untuk menyusun instrumen dalam mengukur atribut
kognitif. seperti : materi verbal, non verbal dan materi yang berupa tugas
penampilan (Performance).
6. Menentukan
tipe soal materi non prijektif dengan
memperhatikan :
a. Alat
ukur menuntut subyek merespon dengan uraian. Tes berupa uraian atau esai.
b. Alat
ukur menuntut subyek memilih alternatif jawaban yang disajikan atau ditawarkan.
Ters berupa soal obyektif.
Pertimbangan dalam pemilihan tipe
soal adalah :
a. Tujuan
testing. c.
Kegiatan penyelenggaraan tes.
b. Cara
penyekoran. d.
Pencetakan tes.
7. Menentukan
jumlah soal untuk keseluruhan alat ukur dan masing-masing bagiannya. Faktor
dalam penentuan banyak soal tes adalah :
a. Hubungan
antara banyaknya soal dengan bobot soal.
b. Hubungan
antara banyak soal dan reabilitas tes.[5]
Variasi rumus Spearman-Brown tentang
taraf reabilitas adalah :
c. Hubungan
antara banyaknya soal dengan waktu tes.
d. Hubungan
antara banyaknya soal dengan uji coba tes.
8. Menentukan
taraf kesukaran soal dan distribusinya.
Kesukaran soal adalah : proporsi
atau presentase subyek yang menjawab soal dengan benar. Rumus indeknya adalah :
p = B/T dengan keterangan :
P : Indeks kesukaran soal.
B : Banyaknya subyek yang menjawab
soal dengan benar.
T : Banyaknya subyek yang
mengerjakan soal.
9. Menyusun
kisi-kisi atau “test blue print.
Tujuan penyusunanya adalah : sebagai
petunjuk efektif bagi penyususn tes. Dan panduan yang digunakan untuk
pengukuran potensi dan intelektual adalah : kontruksi teoritis yang disusun
berdasarkan teori untuk melandasi pengukurannya.
10. Merencanakan
tugas-tugas untuk para penulis soal.
11. Mererncanakan
perakitan soal.
12. Merencanakan
jadwal penerbitan alat ukur.[6]
C.
Penyusunan
Tes kognitif dan Teknik Penskorannya
Bentuk-bentuk
tes kognitif adalah :
a. Tes Lisan di kelas
Pertanyaan yang ditujukan untuk
mengetahui taraf serap siswa-i secara merata. Prinsip pertanyaan adalah:
mengajukan pertanyaan, memberi waktu untuk berpikir dan menunjuk siswa
untuk menjawab.
b. Bentuk pilihan ganda
Pedoman utama pembuatan butir
soalnya menurut Ebel adalah :
1. Pokok
soal harus jelas.
2. Pilihan
jawaban homogen dalma arti isi.
3. Panjang
kalimat pilihan jawaban relatif sama.
4. Tidak
ada petunjul jawaban benar.
5. Hindari
pilihan jawaban : semua benar atau semua salah.
6. Pilihan
jawaban angka diurutkan.
7. Semua
pilihan jawaban logis.
8. Jangan
menggunakan negatif ganda.
9. Kalimat
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa-i.
10. Bahasa
Indonesia yang digunakan baku.
11. Letak
pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
c. Bentuk uraian objektif
Bentuk uraian objektif tepat untuk
mata pelajaran eksak seperti IPA dan matematika, karena kunci jawaban hanya
satu dan ada skor pada setiap pengerjaan rumus. Bentuk pertanyaannya adalah :
hitunglah, tafsirkan atau buatlah kesimpulan.
d. Bentuk uraian non objektif
Penilaian tes ini cenderung
dipengaruhi oleh subyektifitas dari penilai. Tes ini menuntut siswa-i untuk
mampu menyampaikan, memilih, menyusun dan memadukan gagasan atau ide yang telah
dimiliki dengan kata-katanya sendiri.
Kelemahan tes ini adalah :
1. Penskoran
sering dipengaruhi oleh subyektivitas.
2. Memerlukan
waktu yang lama untuk memeriksa lembar jawaban.
3. Cakupan
materi yang diujikan sangat terbatas.
4. Adanya
effect bluffing (rekayasa).
Dan cara untuk menghindari
kelemahan tersebut adalah :
1. Jawaban
tiap skor tidak panjang, supaya cakupan materi banyak.
2. Tidak
melihat nama siswa-i.
3. Memeriksa
setiap jawaban dengan seksama.
4. Menyiapkan
pedoman penskoran.
Kaidah penulisan soal bentuk uraian
non objektif adalah :
1. Gunakan
kata : mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan
buktikan.
2. Hindari
penggunaan pertanyaan : siapa, apa dan bila.
3. Menggunakan
bahasa indonesia yang baku.
4. Hindari
menggunakan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda.
5. Buat
petunjuk mengerjakan soal.
6. Buat
kunci jawaban.
7. Buat
pedoman penskoran.
e. Bentuk jawaban singkat
Bentuk tes ini ditandai dengan
adanya tempat kosong untuk menuliskan jawaban sesuai petunjuk. Bentuk tes ini
meliputi : jenis pertanyaan, jenis melengkapi atau isian dan jenis identifikasi
atau asosiasi. Kaidah utama penyusunannya adalah :
1. Soal
harus sesuai dengan indikator.
2. Jawaban
yang benar hanya satu.
3. Rumusan
kalimat soal harus komunikatif.
4. Bentuk
soal menggunakan bahasa indonesia baku.
f. Bentuk menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan atau
memasangkan terdiri dari suatu premis, dafter kemungkinan jawaban dan suatu
petunjuk untuk menjodohkan masing-masing premis dengan kemungkinan jawaban.
Kaidah pokok penulisannya adalah :
1. Soal
harus sesuai dengan indikator.
2. Jumlah
alternatif jawaban lebih banyak dari premis.
3. Alternatif
jawaban harus “nyambung” atau berhubungan secara logis dengan premisnya.
4. Rumusan
kalimat soal harus komunikatif.
5. Butir
soal menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
g. Unjuk kerja atau performance
Penilaian ini disebut juga
penilaian autentik atau alternatif, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa-i dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata.
Penilaiannya menggunakan tes unjuk kerja. Hasil tesnya digunakan untuk
perbaikan proses pembelajaran, sehingga kemampuan siswa-idapat mencapai tingkat
yang diinginkan. Tes ini lebih banyak digunakan untuk mata pelajaran yang ada
prakteknya.
h. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan
siswa-i, ini adalah salah satu bentuk penilaian autentik atau yang menilai
keadaan sesungguhnya. Hal yang terpenting adalah mempunyai kemampuan membaca
dan menulis yang lebih luas. Bentuk ujiannya cenderung bentuk uraian dan
tugas-tugas rumah. Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas mengarang
atau mnegerjakan soal. Acuan penilaian portofolio adalah:
1. Karya
yang dikumpulkan adalah benar-benar karya sendiri.
2. Menentukan
contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.
3. Mengumpulkan
dan menyimpan sampel karya.
4. Menentukan
kriteria untuk menilai portofolio.
5. Meminta
siswa-i untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya.
6. Merencanakan
pertemuan dengan siswa-i yang dinilai.
7. Dapat
melibatkan orang tua dalam menilai portofolio.
Pedoman
penskoran tes kognitif adalah :
a. Contoh
pedoman penskoran soal bentuk pilihan ganda
1. Penskoran
tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang
dijawab benar. Sehingga jumlah skor sesuai dengan banyak butir yang dijawab
dengan benar. Skor = x B 100
N
B = Banyak butir yang
dijawab benar.
N = banyaknya butir soal
2. Penskoran
dengan koreksi terhadap jawaban tebakan adalah :
Skor = [( B - S ) / N] x 100
P-I
B = Banyaknya butir soal yang
dijawab benar
S = Banyaknya butir soal yang
dijawab salah
P = Banyaknya pilihan jawaban tiap
butir
N = Banyaknya butir soal
b. Contoh
pedoman penskoran soal uraian objektif
Indikator : Peserta didik dapat
menghitung isi bangun ruang (balok) dan mengubah satuan ukurannya.
Soal : Sebuah bak mandi berbentuk
balok berukuran panjang 150 cm, dan tinggi 75 cm. Berapa literkah isi bak mandi
tersebut? (untuk menjawab, tulislah langkah-langkahnya).
Langkah
|
Kunci
Jawaban
|
Skor
|
1
2
3
4
5
|
Isi
balok = Panjang x lebar x tinggi
= 150 cm x 80 cm x 75 cm
= 900.000 cm³
Isi
bak mandi dalam liter :
=
900.000 liter
1000
=
900 liter
|
1
1
1
1
1
|
Skor
Maksimum
|
5
|
c. Contoh
pedoman penskoran soal uraian non objektif
Indikator : Siswa-i dapat mendeskripsikan alasan warga negara Indonesia bangga menjadi bangsa Indonesia.
Soal : Tulislah alasan-alasan yang membuat
anda berbangga sebagai bangsa
Indonesia!
Pedoman penskoran adalah : Jawaban
boleh bermacam-macam, namun pokok jawaban tidak keluar dari tema sebagai
berikut :
Kriteria
Jawaban
|
Rentang
Skor
|
Kebanggaan
yang berkaitan dengan kekayaan alam Indonesia.
|
0-2
|
Kebanggaan
yang berkaitan dengan keindahan tanah air Indonesia (pemandangan alamnya,
geografisnya, dll)
|
0-2
|
Kebanggaan
yang berkaitan dengan keanekaragamanan budaya, suku, adat istiadat tetapi
tetap bersatu
|
0-2
|
Kebanggan
yang berkaitan dengan keramahtamahan masyarakat Indonesia
|
0-2
|
Skor
maksimum
|
8
|
d. Pembobotan
soal uraian
Pembobotan soal adalah pemberian
bobot pada soal dengan cara membandingkannya dengan soal lain dalam suatu
perangkat tes yang sama. Bobot setiap soal ada dalam suatu perangkat tes, yang
ditentukan dengan karakteristik tertentu. Rumus untuk menghitung SBS (Skor
Butir Soal) adalah : SBS = a x c
b
a = Skor mentah yang diperoleh
siswa-i untuk butir soal
b = Skor mentah maksimum soal
c =
Bobot soal
Setelah memperoleh SBS, selanjutnya
dapat menghitung total STP (Skor Total Peserta Didik), dengan rumus sebagai
berikut :
STP = ∑ SBS
Contoh 1 = Bobot soal sama dengan
skala 0 sampai dengan 100
No
Soal
|
Skor
Mentah
Perolehan
|
Skor
Mentah
Maksimum
|
Bobot
Soal
|
Skor
Bobot
Soal
|
(a)
|
(b)
|
(c)
|
(SBS)
|
|
01
|
30
|
60
|
20
|
10,00
|
02
|
20
|
40
|
30
|
15,00
|
03
|
10
|
20
|
30
|
15,00
|
04
|
20
|
20
|
20
|
20,00
|
Jumlah
|
80
|
140
|
100
|
60,00
(STP)
|
Contoh 2 = Bila STP ≠ Total Bobot
Soal dan Skala 100
No
Soal
|
Skor
Mentah
Perolehan
|
Skor
Mentah
Maksimum
|
Bobot
Soal
|
Skor
Bobot
Soal
|
(a)
|
(b)
|
(c)
|
(SBS)
|
|
01
|
30
|
60
|
20
|
10,00
|
02
|
40
|
40
|
30
|
30,00
|
03
|
20
|
20
|
30
|
30,00
|
04
|
10
|
20
|
20
|
10,00
|
Jumlah
|
100
|
140
|
100
|
10,00
(STP)
|
e. Pembobotan
soal bentuk campuran
Soal bentuk campuran terdiri dari
bentuk pilihan dan uraian. Pembobotan soal ditentukan oleh cakupan materi dan
kompleksitas jawaban, pada umumnya soal pilihan ganda berjumlah lebih banyak
dan soal uraian lebih sedikit namun nilainya lebih besar. Cara penilaiannya
adalah :
a. Skor
pilihan ganda tanpa koreksi jawaban dugaan = (X/20) x 100 = 80.
b. Skor
bentuk uraian adalah = (X/40) x 100 = 50.
c. Skor
akhir = 0,4 x (80) + 0,6 (50) = 62.[7]
D.
Contoh
Soal Tingkat Kemampuan Kognitif
a.
Soal (Knowladge)
Pengetahuan Hafalan
Pilihlah salah satu jawaban yang
paling tepat dengan melingkari huruf pada lembar jawaban.
1. Kata
Indonesia yang digunakan untuk nama tanah air kita ditemukan oleh seseorang
bernama :
a. Rafless c.
Marcopolo e. John Locke.
b. James
Ricardson Logan d. James watt
2. Massa
jenis suatu zat adalah perbandingan antara :
a. Massa
dan berat c. Volume dan berat e. Massa dan Panjang
b. Berat
dan volume d. Luas dan volume
b.
Soal Pemahaman
atau Komprehensif
Pilihlah
salah satu jawaban yang paling tepat dengan melingkarinya.
1. Istilah
polisemi[8]
dalam hubungannya dengan tata makna bahasa Indonesia berarti :
a. Dua
kata yang mempunyai makna yang bertentangan.
b. Satu
kata yang sama bentuknya, tetapi berbeda artinya bergantung pada konteksnya
dalam kalimat.
c. Dua
kata yang mempunyai arti yang sama atau hampir sama.
d. Sebuah
kata yang mempunyai arti lebih dari satu makna.
e. Dua
kata yang sama sekali tidak mempunyai hubungan makna.
2. Hujan
orografis[9]
disebabkan oleh :
a. Pemanasan
matahari yang kuat.
b. Angin
naik pegunungan.
c. Angin
laut siang hari.
d. Angin
darat malam hari.
e. Angin
musim.
c.
Soal Penerapan
atau Aplikasi
Pilih
salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X)pada
salah satu jawaban yang anda anggap paling benar.
1. Seseorang
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dituntut oleh rasa kemanusiaanya
untuk ?
a. Menghormati
dan menghargai orang lain.
b. Mencari
nafkah.
c. Menaati
undang-undang.
d. Menduduki
jabatan penting.
e. Menjaga
kesehatan.
2. “May
i use your typewriter, Anton ?” Mary asked. Mary asked Anton ... his
typewriter.
a. If
she might use. c. Whether we would
permit her to use.
b. If
she could use. d. Wheter he would
allow her to use.
d.
Soal Penerapan
Analisis
Pilih
salah satu dan berilah tanda (X) dilembar jawaban pada :
A Jika (1), (2) dan (3) betul.
B
Jika (1) dan (3) betul.
C.Jika
(2) dan (4) betul.
D
Jika semuanya betul
1. Termasuk
empat pokok pikiran pembukaan UUD 1945 adalah :
(1) Bentuk
pemerintahan negera Republik.
(2) Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
(3) Kedaulatan
Negara di tangan MPR.
(4) Negara
yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan.
2. Demokrasi
Pancasila norma-norma pokoknya berdasarkan?
(1) Kepentingan
rakyat. (3) Keputusan
Presiden.
(2) Pembukaan
UUD 1945. (4) UUD 1945.
e.
Soal penerapan
sintesis
Pilih
salah satu jawaban yang tepat dengan cara memberikan tanda silang (X) pada
huruf yang terletak didepan jawaban yang anda anggap benar.
1. Pada
suatu kecelakaan lalu lintas, seorang pemuda mengalami pendarahan yang segera
memerlukan pengobatan dan penambahan darah. Dari pemeriksaan dokter ternyata
golongan darah pemuda tersebut AB. Untuk keperluan tersebut harus dicarikan
donor darah dengan golongan darah :
a. Harus
golongan AB saja.
b. Semua
golongan darah bisa karena golongan AB adalah universal.
c. Semua
yang tersebut diatas salah.
f.
Soal penerapan
evaluasi
Pilihlah
salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) pada jawaban.
1. Puisi
pertama hasil karya Chairil Anwar yang sangat egoistis adalah :
a. Surga c. Nisan
b. Karawang-Bekasi d. Aku[10]
III.
KESIMPULAN
Kawasan kognitif
adalah kawasan pembahasan tentang tujuan pembelajaran yang berawal dari tingkat
pengetahuan hingga tingkat evaluasi pembelajaran. Yang meliputi : Tingkat
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Langkah-langkah
pengembangan alat ukur atribut kognitif meliputi hendaknya isinya menyeluruh,
rinci dan spesifik. Dengan pertimbangan:
2.
Menentukan
wilayah yang akan dikenai pengukuran.
3.
Menentukan dasar
konseptual atau dasar teoritis sebagai landasan.
4.
Menentukan
subyek yang akan dikenai pengukuran.
5.
Menentukan
tujuan pengukuran.
6.
Menentukan
materi alat ukur.
7.
Menentukan tipe
soal yang akan digunakan.
8.
Menentukan
jumlah soal untuk keseluruhan alat ukur.
9.
Menentukan taraf
kesukaran soal dan distribusinya.
10. Meyusun
kisi-kisi atau “test blue print.
11. Merencanakan
tugas-tugas untuk para penulis soal.
12. Mererncanakan
perakitan soal.
13. Merencanakan
jadwal penerbitan alat ukur.
Bentuk-bentuk
tes kognitif adalah : Tes lisan dikelas, bentuk pilihan ganda, uraian objektif,
uraian non objektif, jawaban singkat, menjodohkan, unjuk kerja/performance dan
portofolio.
Contoh soal
tingkat kemampuan kognitif meliputi : Soal pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsmini.
2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Daryanto. 2010. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul.
2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.
Purwanto, Ngalim. 2008.
Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja
Roosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 2005. Pengembangan
Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Uno,
B. Hamzah. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
[1] Suharsmini Arikunto, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009, cet. Ke-9), 19-23.
[2] Hamzah B. Uno, Perencanaan
Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011, cet ke-7), 34-37.
[3] Daryanto, Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), 108-116.
[4] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja Roosdakarya, 2008),
43-48.
[5] Reabilitas tes adalah fungsi
dari interkorelasi soal atau korelasi antara soal dengan perangkat tes dan
banyak soal.
[6] Sumadi Suryabrata, Pengembangan
Alat Ukur Psikologis, (Yogyakarta : CV Andi Offset, 2005), 47-67.
[7] Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi
Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo, 2010, cet ke-III), 161-171.
[8]
Satu kata dengan arti lebih dari satu.
[9] Orografis adalah gerakan udara lembap berskala
besar ke atas melintasi pegunungan yan, mengakibatkan pendinginan dan
kondensasi sehingga terjadilah hujan.
[10] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja Roosdakarya, 2008),
48-54.