PENATAAN RUANG KELAS DAN PENGATURAN KELAS
I.
Pendahuluan
Sebagian
besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang sesuai memiliki
pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan terhadap proses belajar
mengajar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas konsentrasi siswa. Temperatur
ruangan yang terlalu dingin atau panas dan sistem ventilasi yang kacau misalnya,
dapat menurunkan konsentrasi siswa. Terkadang, perabotan serta materi fisik penunjang
proses pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa untuk membuat siswa mampu memusatkan
perhatian mereka terhadap pembahasan dalam forum kelas. Karena peletakan media
peraga atau material lain yang tidak pada tempatnya akan menyebabkan
terhalangnya pandangan siswa terhadap fokus pembelajaran.
Agar
tercipta suasana belajar yang nyaman dan efektif, seorang guru perlu memperhatikan
pengaturan dan penataan ruang kelas dalam
proses belajar mengajar. Karena ketika ruangan kelas tertata dengan teratur dan
nyaman, proses pengajaran akan berjalan dengan baik.
Dalam
pelaksanan proses belajar mengajar terdapat berbagai permasalahan terkait
dengan penataan dan pengaturan ruang kelas, dan pada makalah ini kami mengambil
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah penataan ruang kelas dalam Pengelolaan Kelas itu?
- Apakah
yang menjadi bagian dari Pengaturan Lingkungan Fisik Kelas ?
- Bagaimanakah
hendaknya pengaturan tempat duduk siswa itu?
Dari rumusan
masalah tersebut dapat kami sampaikan tujuan penulisan makalah kami, yaitu :
- Pemahaman tentang
penataan ruang kelas dalam pengelolaan kelas.
- Pengetahuan
tentang bagian dari pengaturan lingkungan fisik kelas.
- Pengetahuan
tentang bermacam-macam bentuk tempat duduk siswa.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penataan Ruang Kelas dalam Pengelolaan Kelas
Agar tercipta
suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan dan penataan
ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya
memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara kuasa
untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam pengaturan perlu diperhatikan hal-hal
berikut: Ukuran dan bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa,
jumlah siswa dalam kelas, jumlah siswa dalam setiap kelompok, jumlah kelompok
dalam kelas, komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan siswa
kurang pandai, pria dan wanita)[1]
Dalam hal ini, kami akan menguraikan pada pembahasan mengenai pengaturan
kondisi ruangan kelas, pengaturan tempat duduk, dan pengaturan alat-alat
pengajaran.
1. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas
Kegiatan
belajar mengajar mencakup segala jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan,
baik secara langsung ataupun tidak, yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan – tujuan
pengajaran yang telah digariskan. Adapun faktor – faktor yang harus dilakukan
dalam penyelenggaraan kelas, yaitu :
a.Ventilasi dan Tata Cahaya
Kondisi –kondisi yang perlu diperhatikan didalam ruang kelas adalah :
1)
Ada ventilasi yang sesuai
dengan ruangan kelas
2)
Sebaiknya tidak merokok
3)
Pengaturan cahaya perlu
diperhatikan
4)
Cahaya yang masuk harus
cukup
5)
Masuknya dari arah kiri,
jangan berlawanan dengan bagian depan
b.Pemeliharaan Kebersihan dan Penataan Keindahan
Ruang Kelas
Pemeliharaan Kebersihan
1)
Siswa bergiliran untuk
membersihkan kelas
2)
Guru memeriksa kebersihan
dan ketertiban dikelas
Penataan Keindahan
1)
Memasang hiasan dinding
yang mempunyai nilai edukatif (contohnya Burung Garuda, Teks
Proklamasi, Slogan Pendidikan, Para Pahlawan, Peta/Globe)
2)
Mengatur tempat duduk
siswa, lemari, rak buku, dan semacamnya secara rapi (Untuk penempatan buku
diletakkan di depan dan alat peraga di belakang)
3)
Merapikan meja guru dengan
memakai taplak meja, vas bunga, dan sebagainya
2. Pengaturan
Tempat Duduk
Dalam kegiatan belajar
mengajar, siswa memerlukaan tempat duduk yang tidak mengganggu siswa, karena
kurang aman atau tidak nyaman dipakai. Jika siswa duduk berjam-jam di tempat
duduk dengan keadaan tidak cukup aman dan tidak nyaman, mereka tidak akan dapat
berpikir tentang pelajaran tersebut dan terus menerus merasakan
"siksaan" sebagai akibat dari tempat duduk yang tidak nyaman.
Pada prinsipnya, kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman dan nyaman untuk dipergunakan. Di antara aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk di antaranya adalah sebagai berikut :
Pada prinsipnya, kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman dan nyaman untuk dipergunakan. Di antara aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk di antaranya adalah sebagai berikut :
a Segi Keamanan
Guru atau murid
yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar merasa aman sehingga tidak
perlu khawatir akan jatuh atau celaka. Dengan demikian mereka dapat
berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.
b. SegiKenyamanan
b. SegiKenyamanan
Kenyamanan di
sini bukan berarti tempat duduk itu harus empuk (tetapi jika mampu demikian
tidak masalah), melainkan tempat duduk tersebut cukup enak digunakan, dilihat
dari alas yang diduduki harus datar dan jangan sampai miring, mempunyai
sandaran, tidak terlalu ke depan atau ke belakang. Perbedaan tinggi antara tempat
duduk dengan tempat menulis harus memadai.
c.Segi Ukuran
Agar merasa
aman dan nyaman, sebaiknya diperhatikan kondisi tempat duduk yang memenuhi
hal-hal berikut :
1)
Tempat duduk guru lebih
tinggi dari tempat duduk siswa, agar guru mudah mengawasi setiap kegiatan
siswa.
2)
Meja dan kursi untuk siswa
sebaiknya :
a)
Terpisah, agar memudahkan
pengaturan untuk kegiatan lainnya.
b)
Bentuknya sederhana,
kokoh, dan bahannya kuat.
c)
Ukuran daun meja adalah
100cm x 50cm (standar)
d) Tinggi meja kurang lebih setinggi pinggul siswa.
e)
Tinggi kursi kurang lebih
setinggi lutut siswa.
Bentuk dan
ukuran tempat yang digunakan sekarang bermacam-macam, ada yang satu tempat
duduk untuk beberapa orang, atau hanya untuk seorang siswa. Sebaiknya tempat
duduk siswa ukurannya tidak terlau besar, agar mudah diubah-ubah formasi tempat
duduknya sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pada pengajaran dengan cara
berdiskusi, maka formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar. Jika
pengajaran ditempuh dengan metode ceramah, tempat duduknya sebaiknya berderet
memanjang kebelakang atau berbentuk farmasi tapal kuda (pola ini guru berada di
tengah siswa). Pola ini dapat digunakan apabila pelajaran banyak memerlukan tanya
jawab antara guru dan siswa dan lebih memudahkan saling berkomunikasi atau
konsultasi. Di samping susunan meja dan kursi yang fleksibel menurut pola
formasi tertentu, khususnya siswa SD/TK pada waktu mengikuti kegiatan belajar
mengajar tidak terlalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di
tikar atau karpet yang bergambar atau berabjad, belajar mereka harus
disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan pada waktu itu, karena siswa TK
perlu lebih banyak praktik untuk melatih kecerdasan psikomotorik mereka.[2]
3.Pengaturan Alat-Alat Pengajaran adalah:[3]
a.Perpustakaan Kelas
1)
Sekolah yang maju mempunyai
perpustakaannya di setiap kelas.
2)
Pengaturanya bersama-sama
siswa.
b.Alat – alat
peraga media pengajaran
1)
Alat peraga atau media
pengajaran semestinya diletakkan di dalam kelas agar memudahkan dalam penggunaanya.
2)
Pengaturannya bersama-sama
siswa.
c.Papan tulis, kapur tulis, dll
1)
Ukurannya disesuaikan
2)
Warnanya harus kontras
3)
Penempatannya
memperhatikan etestika dan terjangkau oleh semua siswa
d.Papan resensi
siswa
1)
Ditempatkan di bagian
depan sehingga dapat dilihat oleh semua siswa
2)
Difungsikan sebagaimana
mestinya
B. Pengaturan Lingkungan Fisik Kelas[4]
Lingkungan sebagai
salah satu faktor terpenting dalam belajar mempengaruhi pendidikan. Di samping
diperlukan adanya sistem pendidikan dengan tujuan pembentukan karakteristik siswa,
karena proses belajar diperoleh melalui lingkungan tempat siswa berada sesuai
dengan kondisi yang diinginkan. Lingkungan fisik kelas berkaitan dengan
penciptaan lingkungan yang baik dengan mendesain tempat duduk siswa supaya
tercipta suasana kelas yang mampu mendorong siswa belajar dengan baik.
Seorang Guru
hendaknya mampu menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan peserta
didik dengan teknik motivasi yang akurat serta menciptakan kontribusi iklim
kelas yang sehat. Sebuah lingkungan kelas hendaknya mencerminkan kepribadian
guru, perhatian dan penghargaan kepada siswa. Langkah-langkah praktis yang
ditempuh dalam pembentukan lingkungan fisik kelas adalah:
1) Lingkungan fisik kelas harus bersih dan sehat, karena kebersihan kelas
berpengaruh pada kesehatan siswa.
2) Kelas adalah tempat siswa melakukan sebagian besar kegiatannya, sehingga
berpengaruh pada perkembangan peserta didik.
3) Kelas hendaknya menjadi suatu tempat yang indah dan menyenangkan,
sehingga dinding dihidupkan dengan hasil pekerjaan siswa. Karena benda didalam
kelas mampu menyampaikan pesan serta menjadi bulir vocal kegiatan belajar.
4) Tanggung jawab tentang keadan fisik kelas ditanggung bersama, sehingga
siswa ikut aktif membuat keputusan mengenai dekorasi, pameran dan sebagainya.
5) Pertimbangan tentang lingkungan fisik kelas meliputi : Penataan,
dekorasi, gambar dan fenomena yang dinamis.
6) Lingkungan fisik kelas harus mengandung unsur kesehatan yang meliputi :
peredaran udara, pencahayaan dan jarak papan tulis dengan siswa. Karena
terdapat hubungan yang erat antara lingkungan fisik kelas, iklim emosional dan
moral seluruh siswa.
C. Pengaturan tempat Duduk Siswa
Pada umumnya,
tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa, serta diatur secara
berderet, namun pada situasi dan kondisi
tertentu hal tersebut tidak berlaku. Macam-macam pengaturan tempat duduk adalah
:
- Pengaturan
tempat duduk tipe formal/berderet
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
Jenis
pengaturan tersebut kadang-kadang mengurangi kemampuan belajar siswa, karena
membuat guru mempunyai otoritas mutlak dan membuat siswa tergantung pada guru
dan tidak terjadi komunikasi kelompok.
-
Papan Tulis
Pada tipe
tempat duduk ini, siswa lebih mudah berkomunikasi tanpa terbatas, sehingga
terjadi interaksi dan tolong-menolong antar anggota, dua unsur penting dalam
tipe ini, yaitu : kepemimpinan dan kerja sama. Hal yang diperhatikan guru
adalah, anggota tiap kelompok tidak lebih dari enam siswa, dengan seorang
pemimpin dan posisi guru adalah sebagai pembimbing kelompok.
-
Papan Tulis
|
|||||||||||||||||||
Tipe tempat duduk tapal
kuda menggambarkan otoritas guru dan memisahkan guru dari semua kelompok, namun
tetap memberikan pengawasan pada setiap anggota kelompok. Tipe ini mempermudah
konsultasi dan komunikasi antara guru dan siswa, namun formasi ini akan memakan
banyak waktu ketika setiap anggota kelompok harus mempresentasikan tugas pada
anggota kelompok lain atau memerlukan adanya diskusi antar anggota, karena
harus mengubah formasi tempat duduk.
- Pengaturan
tempat duduk tipe bundar dan persegi
Guru
Guru
Tipe meja
bundar dan persegi dapat digunakan untuk format pembelajaran diskusi, pada tipe
ini tidak terdapat pemimpin kelompok, dan tipe ini sangat sesuai untuk
pembelajaran yang memerlukan ingatan atau praktek langsung, seperti pada
pembelajaran tari atau olahraga, sehingga siswa dapat leluasa melihat guru dan
langsung bisa mempraktekkan apa yang diajarkan oleh guru/pelatih.
III.
Kesimpulan
- Pengertian Penataan Ruang Kelas dalam Pengelolaan Kelas adalah menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan memungkinkan anak duduk berkelompok, memudahkan guru bergerak secara kuasa untuk membantu siswa dalam belajar. Yang memperhatikan hal-hal berikut: Ukuran dan bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa, jumlah siswa dalam kelas, jumlah siswa dalam setiap kelompok, jumlah kelompok dalam kelas, komposisi siswa dalam kelompok
- Pengaturan
Lingkungan Fisik Kelas berkaitan dengan penciptaan lingkungan yang baik
dengan mendesain tempat duduk siswa supaya tercipta suasana kelas yang
mampu mendorong siswa belajar dengan baik.
- Pengaturan
tempat Duduk Siswa
a)
Pengaturan tempat duduk
tipe formal/berderet
b)
Pengaturan tempat duduk
tipe berkelompok
c)
Pengaturan tempat duduk
tipe tapal kuda
d) Pengaturan tempat duduk tipe bundar dan persegi
IV.
Daftar
Pustaka
Djamarah,
Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hernawan, Hery,
Asep. 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS.
Modul Kuliah
Pengelolaan Kelas.
[1] Djamarah,
Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,
hal. 227
[4] Modul
Kuliah Pengelolaan Kelas, hal. 46-52.