Kamis, 17 April 2014

Strategi Belajar dan Mengajar

STRATEGI BELAJAR DAN MENGAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
            Pendidikan adalah sesuatu yang sangat urgen, sehingga tanpa ilmu seseorang diibaratkan seekor binatang. Namun seseorang yang berilmu hendaknya menyampaikannya kepada orang lain yang salah satu caranya adalah dengan mengajarkan kepada anak didik.
            Seorang pendidik adalah seorang figur dalam dunia ilmu pengetahuan, dengan tugas dan tanggung jawab yang amat berat, bukan mendidik itu sekedar menyampaikan ilmu saja,  namun seorang pendidik mempunyai tugas - tugas yang lazim diampu serta hendaknya mempunyai strategi-strategi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, supaya anak didik dapat segera memahami pelajaran dan tidak merasa bosan atau penat dan terbebani oleh palajaran-pelajaran.
            Makalah ini kami sampaikan dengan tujuan sebagai acuan kita sebagai seorang pendidik, minimal untuk improvisasi pribadi kita sendiri. Semoga apa yang kami sajikan bermanfaat, jika ada kekurangan kami harapkan kritik dan saran anda.
Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari strategi belajar mengajar ?
2.      Bagaimanak bentuk konsep didalam mengajar?
3.      Jelaskanlah tentang ciri-ciri guru yang baik?
TujuanPenulisan
1.      Dapat diketahui pengertian dari strategi belajar mengajar.
2.      Mampu memahami bentuk konsep dalam mengajar.
3.      Mengetahui tentang ciri-ciri guru yang baik.

BAB I
  1. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Strategi adalah suatu cara atau siasat, yang mana dalam hal ini dikaitkan dengan proses belajar mengajar. Sehingga dengan adanya suatu strategi, diharapkan akan ada inovasi/improvisasi dalam proses belajar mengajar,  pelaksanaan pembelajaran yang terarah, menyenangkan, dan mampu mempercepat pemahaman para peserta didik. Karena hendaknya kita menyadari, bahwasanya strategi sebagai suatu cara adalah penting, yang dalam bahasa arab kita kenal dengan “Turuqut tadris” (tata cara mengajar), karena cara mengajar yang salah akan berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik dan dapat juga menimbulkan permasalahan-permasalahan. Stategi mengajar di Negara kita sangat banyak dan bervariasi, ada yang kita kenal dengan Direct Method,  jiksaw, PAIKEM dan yang terbaru adalah PAIKEMI GEMBROT.
Belajar adalah suatu keadaan yang menjadi proses dalam pemahaman sesuatu yang dipejalari, sehingga orang yang belajar akan menjadi tahu setelah sebelumnya tidak tahu, proses tersebut berlangsung secara kontinyuitas selama seumur hidup seseorang dan mencakup segala hal (Long life education). Belajar tidak hanya secara formal didalam kelas, namun proses belajar terjadi dimanapun dan  kapanpun, dan secara umum pendidikan berlangsung dilingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat dibawah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Proses belajar sudah dialami seseorang semenjak masih dalam kandungan dan akan terus terjadi hingga seseorang telah masuk kedalam liang lahat,dalam sebuah kata mutiara yang telah kita ketahui “Uthlubul ‘Ilma minal mahdi ila lahdi” (Tuntutlah Ilmu dari buaian hingga liang lahat). Dan materi yang kita pelajari pun tidak terbatas, baik ilmu agama, ilmu umum, tentang kehidupan, tentang pekerjaan, dsb. Karena pendidikan seumur hidup menjadi salah satu cara membangun bangsa dan watak bangsa, melalui pendidikan kemampuan mental, pikir, rasio, intelektual, serta kepribadian manusia. Arah dari pendidikan seumur hidup ini adalah demi tercapainya Pembangunan Nasional  melalui pembangunan manusia seutuhnya diseluruh lini kehidupan.[1]
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan untuk pelaksanaan proses belajar, yang terdiri dari komponen-komponen yang keseluruhannya saling mempengaruhi dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pertimbangan terhadap : materi yang diajarkan, guru dan siswa sebagai pelaku pendidikaan, jenis kegiatan serta sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar.[2]
Sistem lingkungan belajar mempengaruhi proses belajar mengajar, sehingga pencapaian tujuan pengajaran pun terpengaruhi oleh sistem tersebut, dan untuk mencapai suatu tujuan harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang menarik, layak dan memenuhi syarat-syarat sebagai lingkungan pendidikan. Tujuan-tujuan belajar berusaha dicapai secara eksplisit dengan melalui instructional effect yang terbentuk dari pengetahuan dan keterampilan, dsb. Sehingga maksud strategi belajar mengajar disini adalah : menunjukkan adanya karakteristik abstrak dari berbagai perbuatan-perbuatan dan tindakan guru dalam proses belajar mengajar dalam bentuk kreatifitas guru dalam pembentukan program belajar mengajar supaya dapat meningkatkan kualitas mengajar dan menarik minat belajar para peserta didik.
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik hendaknya menyadari adanya potensi-potensi pada setiap individu, karena potensi tersebut menjadi penentu kualitas pribadi seseorang yang sering kita kenal dengan istilah self realization/self actualization, yang diartikan dengan realisasi kedirian/kemandirian. Yang meliputi :
-          Potensi jasmani : Psikologi, badan dan pancaindera yang sehat/normal.
-          Potensi pikir : Akal, rasio, Intelegensi dan Intelektual.
-          Potensi rasa : Perasaan dan emosi, baik berupa perasaan etis, moral dan estetika.
-          Potensi karsa : Kehendak, kemauan, keinginan, hasrat atau kecenderungan - kecenderungan termasuk nafsu/ prakarsa.
-          Potensi cipta : Daya cipta, kreativitas, fantasi, khayal dan imajinasi.
-          Potensi karya : Kemampuan menghasilkan, bekerja, beramal sebagai tindak lanjut dari potensi-potensi manusia dalam menjalani proses kehidupan.
-          Potensi budi nurani : Kesadaran budi, hati nurani, kata hati, dan perasaan supersional lainnya.[3]
  1. KONSEP MENGAJAR[4]
Konsep mengajar dalam proses perkembangannya dikalangan pelajar dan pengajar dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian ilmu pengetahuan, namun menurut pendapat terkini mengajar adalah proses penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik, penyampaian kebudayaan bangsa serta mendorong dan memotivasi peserta didik untuk senantiasa belajar dan mau mengamalkan apa yang telah diajarkan. Sehingga secara lengkap diartikan dengan pengguanan penggunaan secara intregatif terhadap sejumlah komponen dalam proses belajar mengajar.[5]
Adapun komponen-komponen dalam proses belajar mengajar adalah :
  1. Mengajar sebagai ilmu (Teaching as science).
  2. Mengajar sebagai tekhnologi (Teaching as a technology).
  3. Mengajar sebagai suatu seni (Teaching as an art).
  4. Mengajar sebagai pilihan nilai (wawasan kependidikan guru).
  5. Mengajar sebagai keterampilan (Teaching as a skill).
Dalam proses konsep belajar hendaknya memperhatikan beberapa konsep pendidikan, yang meliputi :
-          Konsep pendidikan yang mengangkat derajat manusia sebagai makhluk budaya, dengan memberikan kesempatan peserta didik melakukan sesuatu dengan latar belakang nilai-nilai kebudayaan, pengetahuan serta informasi-informasi kebudayaan disegala aspek kehidupan.
-          Konsep pendidikan yang menitik beratkan pada pentingnya peranan pendidikan dalam pembinaan manusia dari segi mental dengan pelatihan pengembangan diri kearah nilai sikap yang diinginkan berupa nilai kesetiaan dan ketaatan dalam penentuan tingkah laku seseorang.
-          Konsep pendidikan sebagai proses pertumbuhan individu dalam pengembangan kekuatan, bakat dan minat peserta didik.
-          Konsep pendidikan sebagai pembangunan atau penyusunan pengalaman dalam rangka memperkaya pembendaharaan pengalaman dalam peningkatan kemampuan dalam penentuan arah dan tujuan pengalaman hidup selanjutnya.
-          Konsep pendidikan sebagai proses kesempatan penyesuain diri peserta didik terhadap aspek-aspek kehidupan lingkungan modern atau lebih maju sebagai persiapan agar berhasil dalam kehidupan yang akan datang.[6]
Pembagian tahapan dalam mengajar menurut RD. Conners :
  1. Tahap sebelum pengajaran
  2. Tahap Pengajaran
  3. Tahap sesudah mengajar.
Adapun tahap sebelum pengajaran mempunyai susunan :
-           Program tahunan pelaksanaan kurikulum
-          Program semester pelaksaan kurikulum
-          Program satuan pendidikan
Dalam rangka pencapaian aspek diatas perlu adanya pertimbangan mengenai bekal bawaan siswa, Rumusan tujuan pendidikan, pemilihan metode pemilihan karakter siswa, cara membuka pelajaran, pengembangan mateeri dan penutupan pembelajaran berdasarkan pemberian motivasi, pokok-pokok yang dikembangkan, keterlibatan siswa secara aktif, berulang-ulang dan kontinyu.
Tahap pengajaran mencakup keadaan yang berlangsung dalam rangka interaksi pendidik dan siswaataupun siswa dan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
-          Pengelolaan dan pengendalian kelas
-          Penyampaian informasi, keterampilan-keterampilan serta konsep
-          Prinsip-prinsip psikologi
-          Menyajikan kegiatan sehubungan perbedaan individual
-          Menyajikan kegiatan sehubungan perbedaan individual
-          Mengevaluasi kegiatan interaksi
Tahap Pengajaran meliputi kegiatan dan perbuatan setelah pertemuan tatap muka antara pendidik dan peserta didik sebagai bentuk followup/evaluasi pengajaran dan adanya kesan pada diri peserta didik, yang meliputi :
-          Menilai pekerjaan peserta didik
-          Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya
-          Menilai kembali proses belajar mengajar yang telah berlangsung[7]

  1. GURU YANG BAIK

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, sehingga mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Alloh SWT, khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup hidup mandiri. Istilah yang dipakai di Negara kita adalah : guru. Namun cakupan guru hanya di lingkungan formal, sedangkan pendidik dipakai di lingkungan formal, nonformal dan informal.[8] Sedangkan guru diartikan sebagai : semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah dan diluar sekolah.[9]
Tujuan akhir pendidikan Islam adalah : terciptanya insan kamil (manusia yang mempunyai wajah Qur’ani/Insan dengan dimensi religius, budaya dan ilmiah).
Sedangkan jenis-jenis  pendidik itu adalah ; Alloh SWT, Nabi Muhammad SAW, Orang tua dan Guru. Alloh SWT disebut Pendidik berdasarkan “Segala puji bagi Alloh SWT rabb seluruh alam” (Al-fatihah :1)[10],
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  (الفاتحة :1)
“Dan (Alloh SWT) ‘allama (mengabarkan segala macam nama kepada Adam as”) (Al-Baqoroh : 31),
وَعَلَّمَ آدَمَ  الأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى المَلَئِكَةَ فَقاَلَ أَنْبِؤُنىِ بِأَسْمَاءِ هَؤُلآءِ إِنْ كُنْـتُمْ صَادِقِيْنَ (البقرة:31)
Dan hadits Nabi “Tuhan ku telah mendidik ku sehingga aku mempunyai pendidikan yang baik”. Nabi Muhammad SAW disebut pendidik karena Nabi mendidik lewat penyampaian firman Alloh SWT dan hadits-hadits Nabi. [11]
Orang tua disebut sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga berdasarkan QS. Luqman : 12-19, “ Sebagai pendidik kudrati/yang diciptakan dengan qudratnya menjadi pendidik”.[12]
Sedangkan guru adalah Pendidik di lembaga sekolah serta sesosok  figur  dari seorang pemimpin, serta arsitektur pembentuk jiwa dan watak anak didik. Pendidik berkuasa membentuk dan membangun kepribadian dan intelektual peserta didik sebaik-baiknya, berdasarkan QS. An-nisa’ ayat 58.
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ  اَنْ تُؤَدُّوالآمَانَاتِ اِلىَ  اَهْلِهَا وَاِذَاحَكَمْتُمْ بَيـْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْابِالعَدْلِ اِنَّ اللهَ  نِعِمَّا يَـعِظُكُمْ بِـهِ  اِنَّ اللهَ كَانَ  سَمِيْعًابَـصِيْرًا (النساء : 58)
Artinya : Sungguh, Alloh  menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menermanya, dan apabila kamu  metapkanhukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkan dengan adil. Sungguh Alloh sebaik-baik yang member pengajaran kepadamu . Sungguh Alloh maha mendengar, Maha Melihat.[13]
Dalam strategi belajar mengajar, guru mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan proses belajar mengajar tergantung dengan potensi dan kwalitas guru, Seorang guru selain cakap dalam pengetahuan dan kecakapan guru, peranananya sebagai guru menentukan efektifitas kontinyuitas proses belajar mengajar. Serta sikap guru juga mempunyai andil dalam proses belajar mengajar.
Guru yang baik adalah yang mau untuk menjalankan tugas dan kewajibannya, memelihara, mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbangan mental para peserta didik, menurut penelitian Frank Hart guru yang baik adalah :
-          Bersifat ramah dan bersedia memahami orang lain.
-          Memiliki rasa humor dan kesegaran pergaulan.
-          Bersifat sabar dan suka membantu, member perasaan tenang.
-          Adil dan tidak memihak satu pihak.
-          Cerdas dan mempunyai minat yang beragam.
-          Tegas dan dapat mengendalikan kelas.
-          Mempunyai pribadi yang menarik dan menyernangkan.[14]
Peran pendidik tidak akan pernah tergantikan oleh tekhnologi (Radio, tape, internet atau komputer), karena unsur manusiawi dalam pendidikan tidak dapat dilakukan oleh tekhnologi, yaitu : sikap, sitem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan keteladanan. Selain hal tersebut pendidik juga mempunyai tanggung jawab moral untuk digugu dan ditiru (sebagai pedoman dan suri tauladan).[15]
Menurut an-nah wi : Guru hendaknya mencontoh Rasulullah SAW dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu Illahi, yang mana tugas tesebut meliputi tugas pengajaran dan pensucian. Disebutkan dalam firman Nya :
مَا كَان َلِبَـشَرٍ اَنْ يُؤْتِيَهُ اللهُ الكِتَابَ وَالحُكْمَ وَالنُّـبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّاسِ كُوْنـُوْاعِبَادًالِى مِنْ دُوْنِ اللهِ وَلَكِنْ كُوْنُوْارَبَّانِيِّنَ بِمَا كُنْتُمْ   تُعَلِّمُوْنَ الكِتَابَ وَ بِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ
 (ال عمران : 79)
Artinya : Tidak seyogyanya  bagi seorang manusia yang telah diberi al-kitab oleh Alloh, hukum dan nubuwwah (kenabian), kemudian mengatakan kepada manusia : Jadilah kamu hamba-hambaku, selain (menyembah) Alloh,” Akan tetapi (Nabi itu berkata) : “Hendaklah kamu menjadi orang yang teguh pendirian kepada agama dan tetap menaati Alloh, karena kamu telah mengajarkan kitab itu dan kamu sendiri juga mempelajarinya.
Tugas guru adalah sebagai Warasatul anbiya’ : Misi rahmatan lil ‘alamin untuk mengajak manusia mematuhi segala aturan agama supaya selamat dunia dan akhirat. Firman Alloh berkaitan dengan hal ini adalah :
رَبّـَنَا وَابْعَثْ فِـيْهِمْ رَسُـوْلًا مِـنْهُمْ يَتْلُوْاعَلَيْهِمْ اَيَااتِـكَ وَيُـعَلِّمُهُـم ُاالكِتـاَبَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّـهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيْزُ الحَكِيْمُ (البقرة :129)
Artinya : “Wahai Tuhan kami, Bangkitkanlah dari kalangan anak kami seorang rasul, yang membacakan kepada mereka tentang ayat-ayat Mu, dan mengajari mereka tentang kitab dan hikmah, serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.
Tugas utama pendidik adalah: menyempurnakan, membersihkan serta mensucikan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Alloh SWT.
Tugas Khusus pendidik adalah :
-          Sebagai pengajar (instruksional) merencanakan program pengajaran. Pada tugas ini seorang pendidik merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun yang diakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program usai dilakukan.
-          Pendidik (Edukator) mengarahkan ke tingkat kedewasaan menuju kepribadian insan kamil, seiring dengan tujuan Alloh SWT menciptakannya.
-          Pemimpin (Managerial) memimpin dan mengendalikan diri sendiri,peserta didik serta masyarakat yang terkait, terhadap masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.[16]






KESIMPULAN
a.    Strategi belajar mengajar adalah suatu siasat dalam proses belajar peserta didik dan cara seorang pendidik dalam penyajian materi pelajaran oleh pendidik supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tidak membosankan serta sesuai dengan potensi peserta didik.
b.    Konsep mengajar adalah : proses penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik, penyampaian kebudayaan bangsa serta mendorong dan memotivasi peserta didik untuk senantiasa belajar dan mau mengamalkan apa yang telah diajarkan, yang mana konsep tersebut menjadi dasar dalam penyampaina materi-materi pelajaran. Dengan komponen :
Ø   Mengajar sebagai ilmu (Teaching as science).
Ø   Mengajar sebagai tekhnologi (Teaching as a technology).
Ø   Mengajar sebagai suatu seni (Teaching as an art).
Ø   Mengajar sebagai pilihan nilai (wawasan kependidikan guru).
Ø   Mengajar sebagai keterampilan (Teaching as a skill).
c.    Guru yang baik adalah : Pendidik di lembaga sekolah serta sesosok  figur  dari seorang pemimpin, serta arsitektur pembentuk jiwa dan watak anak didik. yang berkuasa membentuk dan membangun kepribadian dan intelektual peserta didik sebaik-baiknya dengan menjalankan tugas-tugas dan kewajibannya sebagai pendidik. Menurut penelitian Frank Hart guru yang baik adalah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-          Bersifat ramah dan bersedia memahami orang lain.
-          Memiliki rasa humor dan kesegaran pergaulan.
-          Bersifat sabar dan suka membantu, member perasaan tenang.
-          Adil dan tidak memihak satu pihak.
-          Cerdas dan mempunyai minat yang beragam.
-          Tegas dan dapat mengendalikan kelas.
-          Mempunyai pribadi yang menarik dan menyernangkan.
DAFTAR PUSTAKA


Al-Qr’an dan Terjemahanya, (Kudus, Menara Kudus,2006),h. 1
Al-Razi dalam Muhammad Dahlan, Landasan dan Tujuan Pendidikan menurut Al-Qur’an serta Implementasinya, (Bandung : CV. Diponegoro, 1991)
Bajuri , Imam Ilmu keguruan dan strategi belajar ,(Ponorogo : Iman Press Ponorogo,2008)
Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Malang : Malang Remadja Karya, 1985)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta : Kalam Mulia,2006)
Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta : Bina Aksara, 1982)
Syaiful Bahri DJamarah, Guru dan Anak Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000)
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya : Usaha Nasional Ofset Printing)
Uhbiyati , Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1997)
Wirington, Tekhniktekhnik belajar dan mengajar, (Bandung : Bandung Jemars, 1982)


[1]Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya : Usaha Nasional Ofset Printing), h. 125-126
[2] Imam Bajuri Ilmu keguruan dan strategi belajar ,(Ponorogo : Iman Press Ponorogo,2008), h. 1
[3]Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan,…………h. 131-132.
[4]Wirington, Tekhniktekhnik belajar dan mengajar, (Bandung : Bandung Jemars, 1982),
[5]Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Malang : Malang Remadja Karya, 1985)
[6] Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, ……………h. 79-95
[7] Ilmu keguruan dan strategi belajar, ……………………h. 2-3
[8] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), h. 71
[9] Syaiful Bahri DJamarah, Guru dan Anak Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h. 32
[10] Al-Qr’an dan Terjemahanya, (Kudus, Menara Kudus,2006),h. 1
[11] Al-Razi dalam Muhammad Dahlan, Landasan dan Tujuan Pendidikan menurut Al-Qur’an serta Implementasinya, (Bandung : CV. Diponegoro, 1991), h. 43
[12] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta : Kalam Mulia,2006),h. 55-76
[13] Al-Qur’an dan Terjemahannya, ………. h, 87
[14] Ilmu keguruan dan strategi belajar, ……………………h. 6
[15] Ilmu Pendidikan Islam, …………..h, 55-76
[16] Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta : Bina Aksara, 1982), h. 86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar